Rindu Menggunung

Pengen cerita. Pertama kali nanjak pada tahun 2014. Saat itu gunung pertama yang dijajaki adalah Gunung Talang. Pendakian gunung aktif yang punya ketinggian 2.597 menjadi pendakian perdana yang menguras nyali. Bagaimana tidak, start dari pukul 10 malam dari kaki gunung yang habis disiram hujan dengan kelembaban yang tentunya tidak diragukan lagi. Kebayang kan gimana lentiknya si lintah dan pecit saat itu😱 Tapi anehnya aku enjoy padahal kedua hewan itu adalah hewan-hewan yang brrrrr. Sangat menggelikan. I felt nggak ada beban sama sekali padahal kerel yang aku bawa saat itu lumayan berat, (yah walaupun pada akhirnya dibawain juga😂)

Saat itu pula, nanjak adalah bagian dari pelampiasan sakit hati, hanya untuk melarikan diri dari perasaan yang sedang dilanda awan hitam. Namun, dipendakian selanjutnya, aku mulai mencintai olahraga satu ini. Ketika di pendakian pertama aku hanya disuguhi kabut saat sampai di puncak Talang, di pendakian kedua puncak Marapi aku disuguhi bentangan awan berpijar. Jika sebelumnya aku hanya mendengar judul lagu Nidji "Di Atas Awan" yang hanya bisa aku imajinasikan, akhirnya saat itu, aku melihat dengan nyata judul lagu itu. Seperti hamparan kapas, I am ready for sleeping there guys lol 😂 So beauty. MasyaAllah.

Dan, masih banyak cerita-cerita pahit manis disebalik tergopohnya kaki dan nafas menuju puncaknya. Kini, tepat 5 tahun sudah tidak lagi menginjakkan kaki, menghirup aroma dedaunan, kotornya lumpur gunung, dan merasakan birunya bibir karena dingin tak berkesudahan saat di atas sana. Sekilas mungkin terdengar tak mengasyikkan, namun bagiku, itu adalah salah satu sarana aku mendekati alam. Saat ini, aku rindu. Benar, Rinduku Menggunung ~

#nursahab