Menjemput Syahid - infpage

Menjemput Syahid

Hari ini, aku melihat lagi 'silent hero' di Palestina. Setelah beberapa hari yang lalu aku melihat video beliau yang begitu berapi-api menghadapi tank-tank zionis biadab, Israel. Bendera Palestina tak luput dari genggamannya. Suaranya lantang menyuarakan kemerdekaan untuk Palestina. Lantang untuk menyuarakan hak-hak atas ketidakadilan yang di deklarasikan oleh Presiden Amerika Serikat, Trump.



Terlahir dengan tubuh sempurna awalnya, namun karena agresi Yahudi pada tahun 2012 ia kehilangan kedua kakinya. Berjalan tanpa kaki tak membuatnya patah arang. Tak sedikitpun semangatnya surut untuk menyuarakan suara-suara rakyat Palestina. Pria berusia 29 tahun itu hidup dengan jerih payah sebagai pencuci mobil jalanan. Ia hidup di bawah garis kemiskinan. Pendapatan sebagai tukang cuci mobil ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.





Dalam perlawanannya mempertahankan sejengkal tanah milik Palestina, ia mengatakan bahwa tak akan menyerah. Ia mengatakan bahwa orang-orang Palestina adalah orang-orang yang kuat. Seketika, namanya melambung sejak videonya viral di sosial media. Sebelum itu pun ia adalah sosok yang terkenal di antara aktivis-aktivis kemanusiaan. Terlihat di dalam video tersebut bahwa ia sangat gigih dalam perjuangan. Usahanya tak kenal lelah. Tak tergambar sedikitpun wajah ketakutan. Sementara yang lain berlari dan mengejar dengan kaki, ia lebih terlihat heroik menggunakan kursi roda. Teman-teman nya yang lain pun sesekali membantu mendorong kursi rodanya itu, dan membantu mengangkat tubuhnya yang terlihat kepayahan saat hendak naik ke kursi roda. Allahuakbar, terenyuh hati ini. Ada perasaan haru setelah melihatnya. Ada perasaan malu pada diri. Bagaimana tidak, ia yang sebagian anggota badannya sudah tidak ada masih bisa mengobar api juang membela sejengkal tanah yang sedikit demi sedikit digerogoti oleh zionis. Sementara, disini, aku yang menulis ini hanya bisa mengetikkan jari-jari di atas smartphoneku. Apa-apaan aku ini? Ya Allah.

Kini, Ibrahim Abu Soraya telah menjemput syahid nya. Ia ditembak oleh sniper militer Yahudi laknatullah di bagian kepala saat melakukan demo di Gaza Timur. Di lokasi kejadian pula ia menghembuskan nafas terakhirnya.



Ia menjadi renungan untukku malam ini. Renungan bahwa tak usah takut mati. Tak usah takut dengan apapun kecuali Allah. Tak usah takut dalam menegakkan kebenaran. Tak usah takut dalam menyuarakan yang haq. Tak usah takut dalam pesakitan yang berujung maut. Tak usah takut menjemput syahid. Karena semua itu akan digantikan Allah dengan syurga. InsyaAllah. Semoga beliau tenang di sana. Semoga amal ibadah beliau semasa hidup Allah terima dan Ia tempatkan di tempat terbaik di sisiNya. Bersamai ia di dalam syurgaMu bersama orang-orang sholeh lainnya, ya Allah. Aamiin ya Robbal 'Alamin.

Berikut ini adalah video beliau yang viral di sosial media. Dan setelah kepergiannya, banyak saudara-saudara yang ingin mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. MasyaAllah.




No comments:

Bila ada komentar, kritik atau saran silakan ditulis disini ya. Terimakasih.

Wira Puspa Nuansa

#nursahab