Saat ini, banyak berseliweran dimana-mana, di koran, radio, televisi, majalah dan tak ketinggalan media sosial aktif membooming-kan konflik berdarah antara dua negara, Palestina dan Israel (I don't know apakah Israel pantas untuk disebut sebagai negara). Belum lagi ditambah speech tuan Trump yang mengakui Al-Quds (Yerussalem) sebagai the capital of Israel. Hal tersebut ia katakan sebagai upaya perdamaian antara kedua negera tersebut. You know boy? Itu bukan jalan keluar yang tepat, hal tersebut malah akan menambah parah api yang sudah berkobar sekian lamanya. Aku nggak habis pikir sama jalan pikiran si Trump ini. Ya, aku juga nggak punya kuasa untuk terlalu 'nyinyir' mengomentari orang seperti dia. Apalagi membuat ia bungkam dengan keputusan yang sudah dia ambil. Because I really really know that I am just a small person. Well, kali ini aku bukan mau membuang-buang energi mengomentari si rambut putih yang sudah membuat kekacauan dengan speech nya itu. Aku rasa semua orang sudah mengutuk kelakuannya, terlebih bagi orang-orang yang benar-benar menjadikan Al-Quds sebagai tempat yang mendarah daging padanya. Namun, dibalik banyaknya kutukan-kutukan itu, ternyata tak sedikit orang-orang yang pro dengan putusan orang nomor satu di Amerika Serikat itu. Tak sedikit mereka yang mendukung Israel menjadi negara yang mereka harapkan Al-Quds menjadi ibukota disana. Hal ini selaras dengan voting di website www.israel-vs-palestine.com dimana bendera Palestina hanya mendapat voted sebanyak 32.9% dibandingkan bendera Israel yang meraup 67.1% suara. Hal ini seperti membuat mereka di atas angin. Aku yang ngeliatnya aja eneg. Itu beneran vote asli atau cuma robot. Astaghfirullah.
Oke, sebelum semakin jauh tulisan ini melencengnya, di postingan kali ini aku kepengen buat artikel yang menyadarkan masyarakat kita tentang sejarah kedua negara tersebut. Menyadarkan generasi-generasi jaman now bahwa cerita di antara dua negara tersebut bukanlah dongen g pengantar tidur. Bukan. Ini kisah yang sudah ber-abad-abad lamanya terjadi. Bahkan di dalam Al-Qur'an telah disebutkan pula tentang konflik berkepanjangan ini. Al-Qur'an mengatakan bahwa memang benar akan ada Yahudi yang sadis dan bengis terhadap orang muslim, serta senantiasa melanggar perjanjian. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." (Q.S. Al-Maidah: 82). Dari ayat tersebut, telah terlihat kebencian mereka terhadap muslim. Kebengisan dan kebiadaban orang-orang Yahudi sudah ada di depan mata kita. Beribu-ribu mayat yang syahid tergeletak dan bahkan orang-orang tak sempat untuk mengemasi jasad-jasad itu. Bahkan tank-tank tentara laknatullahi itu melindas badan-badan yang sudah berdarah itu. Seperti anjing yang tertabrak di jalan raya, seluruh tubuhnya hancur, usus-usus terburai keluar, tidak ada lagi yang bisa di selamatkan. Hanya kesyahida-an nya lah yang mengantarkan mereka ke syurga. Dan, salah satu ayat dari Al-Qur'an inilah yang menjadikan kita bertindak bagaimana semestinya menghadapi zionis biadab itu.
Lalu ada pula terdapat di dalam ayat lain bahwa Allah SWT memberitahukan kepada Rasulullah SAW tentang karakter Yahudi: " (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya." (Q.S. Al-Anfal: 56). Inilah fakta lain mengenai sifat busuk orang Yahudi. Mereka adalah orang-orang yang mengingkari perjanjian. Mereka adalah sejarah para pembangkang. Karenanya akan sangat aneh jika masih ada pemimpin Islam yang berharap banyak untuk mengadakan perjanjian dengan Israel, seolah-olah lupa dengan fakta Al-Qur'an dan fakta sejarah kenabian. Yuk kita ulang-ulang lagi membaca sejarah Yahudi dalam Sirah Nabawiyah, karena di sana kita akan menemukan kesimpulan utuh bahwa sejarah Yahudi adalah sejarah pembangkangan dan penghianatan.
Di dalam Qur'an surah Al-Haj ayat 40, "(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah." Ayat ini mengisahkan bahwa Tauhid sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi. Kaum muslimin menjadi terusir ketika memegang teguh kalimat Laa ilaha ilallah, memegang teguh aqidah yang sudah mendarah daging, memegang teguh apa yang seharus nya semua manusia pegang. Penderitaan rakyat Palestina hari ini adalah gambaran nyata tentang ayat ke 40 surah Al-Haj tadi. Bahkan bukan hari ini saja penderitaan itu terjadi, hal tersebut telah terjadi setengah abad yang lampau. Karena keteguhan dan keyakinan tersebutlah para muda-mudi, anak kecil, wanita, bahkan orang tua di Palestina banyak meregang nyawa. Mereka mempertahankan sejengkal demi sejengkal tanah suci agar tidak dikuasai oleh para Yahudi. Mereka teguh dengan tauhid mereka, dan tidak akan pernah rela menyerahkan Al-Quds sebagai ibukota Israel, mereka tidak akan mau mesjid Al-Aqsa dikuasai orang biadab itu. Mereka selalu mempertahankan hal tersebut, walaupun harus dibayar dengan nyawa mereka. MasyaAllah.
Dan dibalik fakta keangkuhan Israel hari ini, ada dukungan setia dari Amerika. Ya, Amerika. Negara adidaya di dunia. Jujur dulu aku sangat mengelu-elukan negara tersebut, but now, I aware. Tapi yang perlu digaris bawahi, tidak semua penduduk Amerika ya guys. Jangan sampai kita membenci semua yang berasal dari Amerika karena masih ada mata air yang menyejukan disana.
Flashback dari keberadaan negara Israel adalah kebaikan Inggris pada orang Yahudi, dibarengi dengan kebencian mereka terhadap Islam. Jadi, Israel itu ada karena kedua negara tersebut. Kedua negara itu (Amerika dan Inggris) selalu konsisten mendukung zionis Israel. Mereka bukan hanya memberikan suplai senjata, tapi adanya kebijakan-kebijakan perdamaian, dan sebentuk 'penghianatan' yang terlihat seperti 'perdamaian' yang selalu diamankan oleh Amerika. Resolusi PBB untuk gencatan senjata adalah salah satu keajaiban dunia yang menyalahi sejarah konsistensi dukungan Amerika terhadap Israel.
Ketika kita sadari dengan baik, biasanya Amerika akan dengan mudah memveto setiap kebijakan yang merugikan Israel. Pertemuan dua Menlu Amerika dan Israel yaitu Condolize Reece dan Tzipi Livni untuk megukuhkan kesepakatan menghalangi sekuat tenaga masuknya dukungan persenjataan ke Palestina. Jadi, tidak ada yang salah dengan fakta Al-Quran yang menyebutkan bahwa ada skenario global di balik konflik Palestina dan Israel. Allah SWT berfirman: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka (Q.S. Al-Baqarah: 120).
Kenyataan hari ini sudah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya. Melihat pertumpahan darah di Palestina, umat Islam lebih banyak berdiam diri. Di akhir zaman, umat Islam akan menjadi santapan bangsa-bangsa lain. Hal tersebut bukan karena jumlah mereka yang sedikit, umat Islam bahkan banyak, hanya saja mereka seperti buih di lautan yang terombang ambing lemah tak berdaya. Hal ini karena umat Islam telah terjangkit sindrom WAHN yaitu "Cinta dunia dan takut mati." (H.R. Abu Daud).
Banyak negara muslim yang dijajah oleh negara Barat. Yang mana secara berangsur-angsur mereka mengadopsi budaya dan kehidupan Barat. Bukan hanya budaya, pemikiran mereka pun sudah seperti orang Barat, pemirikan yang materialis. Akibat dari penyakit wahn inilah yang menjadikan jihad yang membentengi kemuliaan Islam mulai digerogoti, ibarat kayu yang dimakan rayap. Al-Qur'an juga telah menjelaskan dengan gamblang, "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit (Q.S. At-Taubah: 38). Nah, kelemahan inilah yang menjadikan negara-negara, musuh-musuh Islam berada di atas angin. Mereka senang melihat keterpurukan mental yang dialami kaum muslimin yang jumlahnya banyak namun lemah tak berdaya. Dan hal inilah yang terjadi di Palestina, mereka merasa 'aman' ketika membantai, menganiaya, dan membunuh secara keji orang-orang disana karena mereka merasa bahwa tidak akan ada negara Islam atau negara lain pun yang akan meruntuhkan gejolak disana. Mereka dengan penuh percaya diri melumatkan semuanya karena mereka yakin tidak ada satu negarapun yang akan membela dan membantu Palestina atas nama jihad.
Kontras dengan hal tersebut, Al-Qur'an juga telah mengatakan bahwa akan ada sekelompok orang yang teguh membela perjuangan untuk menegakkan Islam, menegakkan kalimatullah, menegakkan kalimat tauhid dengan gagah dan tak gentar, menegakkan nuansa Islam kembali di bumi Syam (Palestina, Suriah, Lebanon dan Yordania). Allah SWT berfirman: Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (Q.S. Al Ahzab: 23). Saat ini, alhamdulillah, sudah banyak kelompok-kelompok yang tak takut sedikitpun dengan 'kematian' yang sepertinya telah menjadi harga mati untuk orang-orang yang sedia berjihad di jalan Allah. Salah satu kelompok itu adalah Hamas. Kelompok tersebut telah menjadi gambaran real ayat Al-Qur'an di atas, bahwa akan ada kelompok yang membela tauhid. Mereka pernah dituduh sebagai kelompok teroris yang membuat kakacauan. Namun, tuduhan organsisasi teroris tidak membuat mereka gentar. Pembombardiran Israel laknatullah dibalas dengan perlawanan sekuat tenaga. Petinggi Hamas yaitu Kholid Meshal selalu mengobarkan semangat bahwa Hamas tidak akan mundur dalam mempertahankan Gaza. Hamas menjadi kekuatan militer terkuat di Timur Tengah. Mereka konsisten dalam berjihad. Mereka terus melawan. Mereka menjadikan ruh jihad sebagai jaminan bahwa kekuatan sekecil apapun untuk melawan kekuatan sebesar apapun. Hal tersebutlah yang tak melunturkan nyali mereka untuk terus berkontribusi dalam penegakan Islam. Kita jadi teringat dengan surah Al-Baqarah ayat 249 bahwa "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah." Dalam ayat tersebut, Allah telah menjamin dengan izin-Nya, bahwa yang banyak tidak akan selalu menang dari yang sedikit. Dalam ayat tersebut tersirat bahwa yang sedikit teruslah untuk mengepak sayap perjuangan, tak lelah, tak putus asa, dan tak berhenti sedetikpun. Maknanya, teruslah berjihad dengan juang maksimal dan doa tulus kepada Allah. Jadilah seperti burung pipit di dalam kisah nabi Ibrahim 'alaihissalam. Dimana ketika nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup, burung pipit itu terus berupaya memadamkan api yang akan melahap nabi Ibrahim. Padahal, ia sadar bahwa paruhnya yang kecil tak akan mampu memadamkan kobaran api yang begitu besar menyala-nyala. Namun ia tetap terus berjuang. Itulah kita, yang tidak punya kekuasaan, tidak punya jabatan dan mungkin tidak terpandang. Kita ibarat mutiara di dasar lautan. Kita ada, kecil tapi begitu berguna. Gunakan kemampuan kita untuk menolong saudara-saudara kita disana. Kerahkan skill kita untuk mengembangkan sayap pengharapan untuk saudara kita disana. Sekecil apapun kontribusi ikhlas yang kita berikan, itu akan tetap menjadi pemberat timbangan kita kelak di hari pertanggungjawaban. Mungkin kita belum bisa masuk ke kelompok militer Hamas, mungkin kita belum bisa pergi ke Palestina untuk memberikan bantuan secara langsung, atau mungkin kita masih terduduk melihat kebengisan Yahudi disana yang rasanya menyesakkan dada, terduduk dengan hati yang begitu lebam rasanya melihat saudara saudari disana terluka fisik, terlebih terluka dalam hati. Ingin rasanya menggotong raga ini untuk tiba disana, tapi daya kita belum mampu untuk itu. Maka, lakukan apa yang bisa kita lakukan, berdoa, sumbangan ikhlas dari harta kita, kerahkan dan tingkatkan ibadah-ibadah wajib maupun ibadah sunnah kita. Dengan mengetahui sejarah pahit yang telah terjadi berabad-abad lalu, insyaAllah, hati kita akan senantiasa peka dengan curahan air mata saudara seiman kita disana. Sekali lagi, ini bukan masalah agama, ini lebih kepada masalah kemanusiaan. Tak peduli apapun agamamu, turutlah bersumbangsih. Aku yakin, dengan melihat kekejian yang ada disana, hati setiap manusia akan tergetar dengan sendirinya, karena ia manusia. Manusia yang benci melihat kemungkaran.
#nursahab
No comments:
Bila ada komentar, kritik atau saran silakan ditulis disini ya. Terimakasih.