Hallo semua! Udah malem, di tempat aku jam sudah menunjukkan angka 22:35 dan aku masih melek di depan laptop. Nggak tau mau ngapain, aku belum ngantuk karena tadi aku udah tidur sebentar. Niatnya sih mau lanjut revisian skripsi yang kemaren udah dicoret-coret dengan indahnya hehehe But, aku disini masih anteng-anteng aja liatin laptop sambil masang earphone di telinga. Yap, biasalah ya, anak mahasiswa labil kayak aku gini sering begini hahaha
Well, aku mau ngapain yak tadi? Eh, lupa. Oiya, gini, tadi sekolah tempat aku magang atau praktek lapangan kependidikan, ada seorang gadis cantik nanya ke aku. Dia bilangnya gini “Buk, ibu hijaber kan?” Aku kaget dia tiba-tiba datang nyamperin aku di dekat meja piket karena waktu itu aku lagi berdiri ngobrol-ngobrol sama anak didik aku yang nyamperin dari tadi sebelum gadis itu datang. Karena gadis berkacamata itu nanya yang begituan -ya, aku suka ada yang nanya tentang Islam dan bagaimana Islam itu- aku langsung pay attention ke dia dan kejap deh aku tinggalin beberapa anak didikku yang sedari tadi ngobrol sama aku hehe maap ya dek-adek
Lanjut ya. Jadi, abis itu gadis nanya kek gitu, aku respect karena kayaknya ni anak tertarik sama jilbab syar’i. Aku jawab “Iya, nanda -aku manggil semua siswa-siswi aku dengan panggilan nanda, nggak peduli lah siapa nama sebenarnya tu anak haha karena menurut aku panggilan nanda itu lebih nyaman aja dan tidak terlalu terkesan membawahi siswa ku. Walaupun kadang ada yang nyeletuk gini “Miss, namo awak indak nanda do, Miss (Buk, nama saya bukan nanda, buk) hahaha maapin ibuk ya nak, itu adalah panggilan kesayangan ibuk pada nanda-nanda semuanya hehe-
Ok, lanjut lagi ya. Abis aku jawab “iya, nanda” dia langsung tertarik gitu raut wajahnya. Aku senang liat tu anak, dia cantik, manis, putih dan kayaknya penurutlah. But, I don’t know exactly lah, semoga aja iya aamiin. Terjadilah perbincangan-perbincangan kecil antara aku dan dia. Tapi intinya gini, dia kepengen banget pakai jilbab syar’i. Dia bilang kalau kakaknya juga udah pakai jilbab syar’i dan semua keluarganya juga udah menggunakan jilbab yang menurut sunnah tersebut. Wah, aku amazed banget denger dia bilang gitu. Iya, sebab keluargaku nggak memakai jilbab syar’i dan malahan ada yang nggak pake jilbab. Don’t think about it.
Setelah dia cerita-cerita tentang keluarganya, kembali ke topik dia pengen banget pake jilbab syar’i tapi dia takut kalau pakai jilbab syar’i, dia nggak sesuai sama perilakunya yang masih suka ceplas-ceplos kalau ngomong, nanti buka-pasang-buka-pasang. Trus aku jawab aja gini “Nanda, eh siapa namanya?” aku belum tau nama itu anak, jadi nanya dulu deh hehe. So, gadis yang bernama Winda itu ngeliat aku dengan penuh perhatian banget pas aku jelasin kalau jilbab itu hukumnya sama seperti sholat, wajib. Baik ndak baiknya perilaku kita, yang namanya kewajiban ya harus dipenuhin, tho. Sama kayak sholat, walaupun sholat kita masih acak adul atau belum mencapai kekhusyukan yang maksimal, kadang lalai dan berbagai masalah lainnya, kita harus tetap melakukannya, ya karena itu tadi, hukumnya wajib. Jadi, jilbab itu kita pakai sebelum akhlak kita belum baik, kalau nunggu akhlak kita baik dulu baru berjilbab, sampai kapan coba? Kita kan nggak tau sampai dimana nafas ini bisa berhembus, sampai mana Allah kasih nikmat kesehatan sama kita, ya kan?
Ketika jilbab sudah melekat di kepala kita, kita akan merasa malu dengan jilbab yang kita pakai. Untuk melakukan maksiat-pun kita rasanya enggan, karena kita sudah dibalut sama jilbab yang multifungsi banget. Selain ‘menghijabkan’ perilaku kita, aura dengan menggunakan jilbab akan berbeda dengan yang tidak menggunakannya. Juga, kita bisa membantu teman-teman kita yang cowok-cowok ‘menjinakan’ pandangannya.
Yang paling penting dari itu semua adalah pasang niat betul-betul. Karena pondasi yang kokoh akan membuahkan rumah yang kokoh pula. Niat karena Allah dulu, menutup aurat karena ingin Allah ridho pada kita, bukan menutup aurat hanya karena orang yang kita suka, atau karena hal-hal selain daripada Allah. Ketika niat udah terpasang dengan tegak dan kokoh, insyaAllah, istiqomah-pun mengikuti.
“Jadi, niatkan dulu, nanda. Nggak apa-apa buka-pasang-buka-pasang. Karena nanda masih SMP.” Dan keluarlah cerita aku dulu, bahwa akupun ketika SMP seperti dia, masih menggunakan jilbab seperti ‘palang kereta’ kadang dibuka, kadang ditutup. Ya, labil. Masih belum konsisten. Namun, seiring bertambahnya umur ku, mulailah aku berkomitmen untuk menutupnya dengan konsisten. Sampai sekarang. Alhamdulillah.
“Dicoba dulu ya, nanda. InsyaAllah, nanda pasti bisa. Nggak apa-apa. Nanda kan masih dalam proses. Nanda udah kepengen pake jilbab syar’i, itu pertanda bahwa hidayah Allah udah masuk ke dalam hati nanda. InsyaAllah. Nggak apa-apa ya, nanda. Dicoba dulu.” Trus dia jawab “kalau Winda pakai buk, nanti diejek sama teman-teman, dibilangin kalau winda masih ceplos-ceplos mulutnya, nggak cocok.” Aku melempar senyum ke dia dan meyakinkan kalau itu adalah cobaan pertama kita kalau sudah ‘berhijrah’. Itu adalah cara Allah menguji apakah kita benar-benar tegakan apa yang Ia perintahkan. Apakah kita konsisten, apakah kita akan gugur bila ada cemooh-an seperti itu? Nah, itu tergantung niat kita tadi. Bila niat kita tadi kokoh karena Allah, insyaAllah, cobaan seperti itu udah ‘a piece of cake’ buat kita. Kita lanjut dengan ujian-ujian lain yang lebih dahsyat lagi dari itu. Dan itu akan menaikan derajat keimanan kita di mata Allah SWT.
Gadis bermata sayu itu senyum. Ia mengangguk dan terus merekahkan senyumannya padaku. Bahagia liat gadis seperti dia, baru SMP udah berniat buat pake jilbab syar’i. Doaku, semoga itu anak bisa mencoba dan terus istiqomah. Begitupun dengan kakak dan keluarganya. Aamiin.
Singkat cerita, ia pun pulang sambil bilang gini ke aku “Makasi ya, buk. Nanti winda coba.” Aku tersenyum dan melambaikan tangan padanya karena gadis itu mau pulang bareng temannya. Agak lama aku melihatnya, karena fikiranku tentang ia belum sudah. Aku masih membanthin “Ya Allah, semoga ia menjadi seperti apa yang aku ucapkan dalam bathinku saat ini, menjadi wanita muslimah peradaban dan membawa teman-temannya yang lain pun seperti apa yang ia inginkan. Aamiin.”
Well, this is about my golden story today. I am so amazed, and I hope tomorrow will be better. Aamiin, insyaAllah.
Ok, jam laptop angkanya udah nunjukin pukul 23.18 dan aku harus segera tidur. Mata udah sedikit sayu melihat cahaya laptop yang begitu terik. Besok udah harus bangun pagi-pagi cau ke sekolah. Well, thank you for reading my writings. Maaf kalau ada kata-kata yang sulit dimengerti, aku masih belajar hehe
Semoga bisa diambil pelajarannya yak. Bye, gunite!
#nursahab
No comments:
Bila ada komentar, kritik atau saran silakan ditulis disini ya. Terimakasih.