Pendidikan hendak membuat hidupmu lebih berharga, Nak!
Selama mau belajar, ayah siap membiayai sekolahmu. Mulai sekarang kita
berkompetisi, kamu berjuang mencari ilmu, ayah berjuang untuk biayanya. Ingat!
Jangan ada yang menyerah di antara kita.” Ujar Ayah dengan raut wajah seperti
menyimpan sejuta harapan kepada anaknya yang hendak merantau esok pagi.
Layung-layung menghiasi sore yang cerah. Aku dan ayah duduk di sebuah ranjang kecil
menghadap ke arah persawahan. Ranjang dari bambu warna kuning menjadi saksi
perjanjian antara aku dan ayah. Aku yang sejak tadi menunggu ayah membajak
sawah kerena musim panen telah berakhir terdiam sejenak mendengarkan
pesan-pesannya. Ku perhatikan raut wajahnya yang kusam. Percikan lumpur yang
memenuhi wajahnya membuktikan bahwa ia seorang laki-laki pekerja keras.
Hembusan angin persawahan membuatku tak ingin melewatkan
sore itu, terlebih lagi esok hari aku akan pergi untuk menuntut ilmu. Sedih rasanya
meninggalkan tanah kelahiran yang sangat indah. Tapi, cara itulah yang harus
aku lakukan demi keluargaku. Ayah ingin anaknya memperoleh pendidikan yang
sangat tinggi.
Aku adalah anak pertama dan memiliki satu adik perempuan.
Ayahku seorang petani yang juga seorang penambang emas tradisional di desa.
Ibuku seorang pengurus rumah tangga. Ayahku orang yang sangat penyayang, ia
selalu menegaskan bahwa sholat lima waktu dan mengaji tidak boleh ditinggalkan.
Selain itu, ayah selalu menasehatiku pentingnya sebuah pendidikan. Ia ingin
anaknya berpendidikan tinggi tak seperti dirinya yang hanya lulusan SD. Bukan
karena tidak mau, ayah terpaksa putus sekolah karena biaya.
Langit di atas persawahan semakin meredup, hembusan angin
semakin dingin, aku dan ayah yang sedang duduk di atas ranjang bambu segera
pulang karena hari semakin sore. Melihat raut wajahnya seperti memompa semangat
dalam jiwa. Wajahnya terlihat menua seperti memberikan isyarat bahwa aku harus
bersungguh-sungguh. Ayah berharap anak sulungnya mendapatkan ilmu yang tinggi
sehingga kehidupannya lebih baik. Aku yakin semua ayah yang ada di dunia ini
ingin anaknya lebih baik daripadanya.
Ayah, laki-laki paruh baya yang sangat menginspirasi hidupku
adalah seorang pekerja keras dan taat beribadah. Menurutnya hidup akan berhasil
jika bersungguh-sunguh dan disertai doa. Meskipun ayah tidak berpendidikan
tinggi, hidupnya penuh dengan rasa syukur. Ayah selalu berpesan kepadaku bahwa
pendidikan itu sangat penting. Dengan pendidikan semuanya akan mudah, dengan
pendidikan segalanya akan lebih berharga, dengan pendidikan hidup akan lebih
bermakna. Karena itu selagi mampu ayah ingin anaknya mendapatkan pendidikan
setinggi mungkin sehingga kehidupan anaknya tak akan sesulit dirinya. Sungguh
luar biasa pengorbanan seorang ayah untuk anaknya.
Sumber: dakwatuna.com
No comments:
Bila ada komentar, kritik atau saran silakan ditulis disini ya. Terimakasih.